Melestarikan Adat Kampung, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 511 / DY Ikut Ramaikan Acara Adat di Perbatasan RI-PNG

Tomerau |  Dalam rangka memperkokoh kemanunggalan antara TNI dengan Rakyat, Personel Pos Tomerau Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 511/DY yang dipimpin oleh Danpos Sertu Sutikno beserta 9 anggota personel pos, ikut serta dalam menggelar acara adat di *Kampung Tomerau, Distrik Naukenjerai, Kabupaten Merauke.* Sabtu (07/01/23).


Kegiatan yang terdiri dari 3 acara inti ini merupakan salah satu sarana pembinaan dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 511/DY Pos Tomerau untuk melestarikan adat istiadat yang ada di kampung Tomerau, serta harapan lain untuk  meningkatkan terciptanya Kemanunggalan TNI dengan Rakyat.


Dansatgas Pamtas Yonif 511/DY Letkol Inf Rully Noriza, S.I.P., M.I.P.,  dalam rilisnya di Sota mengatakan bahwa "Sesuai dengan arahan dari saya kepada seluruh pos-pos khususnya Pos Tomerau, selain melaksanakan tugas Pokok untuk menjaga perbatasan, saya juga memerintahkan untuk mengenal adat asli dari kampung masyarakat sekitar perbatasan, sehingga untuk beradaptasi dan menjaganya agar tetap dilestarikan untuk anak cucu nanti," tutur Dansatgas Yonif 511/DY.


Danpos Tomerau Sertu Sutikno dalam wawancaranya mengatakan bahwa kami hadir dalam kegiatan ini merupakan suatu wujud rasa peduli kami dari Pos Tomerau kepada masyarakat Kampung Tomerau.


"Dengan terwujudnya kegiatan ini, besar harapan kami bahwa adat istiadat yang ada tetap terjaga sampai anak cucu nanti. Kami dari Pos Tomerau Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 511/DY selalu akan siap mendukung dan membantu menggelar acara apapun yang ada di kampung Tomerau ini", ucap Danpos Tomerau itu.


Bapak Yunus Maiwa (52) yang merupakan ketua adat di Kampung Tomerau mengungkapkan rasa Terimakasih kepada Satgas Yonif 511 khususnya Pos Tomerau,  karena telah terbantu untuk menggelar acara adat di Kampung Tomerau ini. 


"Saya mewakili Masyarakat Kampung, berterimakasih kepada Bapak TNI Satgas Yonif 511, karena sudah tergelarnya acara adat ini. Acara ini terdiri dari 3 acara yaitu buka puasa untuk memperingati 1000 hari keluarga yang telah meninggal, setelah itu adat potong rambut untuk cucu yang baru lahir dan dilanjutkan dengan tradisi tusuk telinga," jelas Bapak Yunus.

Share on Google Plus

About SWARA INDONESIA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar