Bali | Anggota Komisi IV DPR yang juga Politikus muda partai Golkar Ravindra Airlangga mengajak seluruh delegasi WWF Ke – 10 di Bali untuk bekerja sama dengan seluruh pihak di dunia dalam rangka menjaga ketahanan air dunia. Hal itu dinilai sangat penting mengingan dunia saat ini akan menghadapi dampak perubahan iklim global.
"Data dari satelit juga bisa memperkuat manajemen debit air dan prediksi curah hujan yang terjadi. Kita harus bisa mempelajari ini semua agar bisa bertahan dan kuat dalam menghadapi perubahan iklim global yang berdampak pada ketahanan air dunia," ujar Ravindra saat ditemui wartawan di Bali.
Ravindra menuturkan, pelibatan ahli dari Bank Dunia juga harus disertai upaya di tiap negara berdasarkan kondisi alam masing-masing.
Politikus Partai Golkar itu juga menilai pentingnya Indonesia membagikan pengalamannya terhadap ketahanan air.
Menurutnya, untuk menghadapi krisis akibat perubahan iklim, khususnya terkait ketahanan air, Indonesia sudah menyiapkan strategi dengan membangun banyak waduk.
Ravindra memastikan pemerintah Indonesia berupaya menguatkan daya tampung air tanah dan manajemen debit air.
Menurut putra Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini, ketahanan air menjadi isu penting dampak perubahan iklim di Indonesia.
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia berupaya untuk menjaga ketahanan air melalui berbagai proyek pembangunan waduk yang ditargetkan selesai pada 2024.
Ada 64 proyek waduk yang ditargetkan Presiden Joko Widodo bisa dirampungkan sebelum jabatannya berakhir.
Indonesia melakukan berbagai upaya salah satunya dengan intensifikasi pembangunan waduk, dengan target 64 waduk pada tahun 2024 sehingga bisa meningkatkan irigasi premium dari 11 persen ke 20 persen, kata Ravindra.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana. Menurutnya memperkuat ketahanan air menjadi salah satu hal yang utama bagi dunia saat ini. Hal itu sebagai upaya bersama dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia. Air adalah faktor penting yang harus tersedia bagi sebuah negara.
Putu mengatakan, pembahasan air menjadi sangat penting. Mengingat pada tahun 2030 mendatang, dunia akan dihadapkan pada tantangan besar yang berpotensi menimbulkan konflik. Menurut Putu, saat ini sudah ada sejumlah negara yang mengalami kelangkaan air bersih.
“Karena itu, isu ketahanan air menjadi sangat penting, dan kita bisa lihat dalam agenda 2030 ketahanan air khususnya air bersih pada masyarakat di belahan dunia tentu sangat-sangat berat dan berpotensi menimbulkan konflik,” katanya.
Indonesia secara khusus dalam WWF ke – 10 di Bali akan terus mengawal isu ketahanan air yang berdampak langsung pada kehidupan nyata masyarakat dunia. Terpenting, air dapat menjaga perdamaian dan keharmonisan, pungkas Putu.
0 komentar:
Posting Komentar